Berpancasila dalam Gelombang Pandemi Covid-19

Sudah sekian minggu kegiatan pembelajaran dan aktivitas perkantoran dirumahkan, learning  and working from home menjadi solusi yang ditawarkan, walau kita tahu tahu seberapa efektif kah opsi tersebut. Karantina telah dilakukan di beberapa daerah secara mandiri, karena memang untuk saat ini belum ada kebijakan Lockdown dari pemerintah. Sehingga karantina skala regional patut dilaksanakan. 
Wabah pandemi saat ini telah menjadi kejadian luar biasa yang telah memaksa pemerintah untuk menetapkan status darurat menjadi 91 hari karena keadaan yang tidak kunjung membaik. Kekhawatiran pemerintah ternyata tidak selamanya menjadi kekhawatiran masyarakat. Bagaimana kesadaran masyarakat di sekitar anda? Apakah mereka telah kooperatif dan sejalan dengan upaya pemerintah dalam menanggulangi wabah yang telah menjadi musibah bersama ini? Begitulah kira-kira realita yang saat ini terjadi.
Sebagai warga negara beragama, mengimani dan meyakini bahwa semua yang terjadi saat ini memanglah kehendak dari-Nya. Tawakkal harus dibarengi dengan ikhtiar, berserah diri bukan berarti melawan dan malah menimbulkan kecerobohan. Dikutip dari Liputan6.com, terdapat sekitar 300 jamaah yang dikarantina di Masjid Kebon Jeruk Jakarta selama 14 hari kedepan. Hal tersebut bermula ketika terdapati 3 jamaah yang ditemukan positif terpapar corona sehingga seisi masjid tersebut harus dikarantina seluruhnya. Terdapat 73 WNA dalam kegiatan di masjid tersebut, diketahui jamaah tersebut memang sering melakukan perjalanan untuk berdakwah ke daerah lain. Tentunya hal tersebut tidak diinginkan terjadi, namun alangkah baiknya kita sebagai warga negara beragama, mengindahkan himbauan dari pemerintah guna kemaslahatan umat itu sendiri. Iringan doa harus selalu kita panjatkan diamanapun dan kapanpun.
Kita harus bisa bersikap adil dalam memenuhi hak dan kewajiban kita, sebisa mungkin berupaya memberikan rasa aman dan nyaman untuk diri sendiri dan juga masyarakat di sekitar kita yang juga memiliki hak akan itu. Berdiam diri di rumah serta membatasi interaksi dengan sesama mungkin akan lebih bermakna, keluar rumah jika hanya ada keperluan mendesak. Tetap manjaga keberadaban sebagai masyarakat yang bermanfaat, arif serta bijaksana. Karena virus korona ini tidak menyebar dengan sendirinya, tapi manusialah yang saling menularkanya. Jangan sampai karena keegoisan kita harus mengorbankan penderitaan untuk orang lain.
Dalam keadaan seperti ini, persatuan seluruh elemen masyarakat dan negara diperlukan, bersinergi bersatu padu menyatukan asa dan upaya guna memerangi keadaan darurat ini. Masyarakat tidak boleh berpangku tangan dan hanya menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah. Tentunya masyarakat harus mempunyai inisiatif guna upaya pemberantasan wabah ini. Jangan sampai karena perbedaan berkenaan dengan menyikapi kasus wabah ini menjadikan sesama masyarakat Indonesia, atau antara masyarakat terhadap pemerintah  saling berseteru dan saling menyalahkan.
Pemerintah sebagai instansi tertinggi di Indonesia, harus mengupayakan kebijakan serta jalan keluar yang tepat bagi negara, hal tersebut harus didukung seluruh masyarakat agar tujuan bersama ini bisa tercapai. Pemerintah menerapkan social distancing dan masyarakat berupaya melaksanakanya, berdiam diri di rumah kecuali dalam keadaan masyarakat tertentu. Mengenai bantuan subsidi bagi mereka yang tidak berpenghasilan tetap bisa menjadi kebijakan instansi terkait dan daerah masing-masing. Bermusyawarah diperlukan guna mendapati kebijakan dan solusi terbaik, baik dalam lingkup masyarakat kecil maupun pemerintahan. 
Mereka yang memiliki kelebihan materi, bisa saling berdonasi membantu mereka yang benar-benar membutuhkan. Instansi pemerintahan maupun swasta, kelompok masyarakat maupun komunitas sosial, sangat diharapkan untuk bisa melaksanakan kegiatan sosial seperti halnya berbagi masker dan handsanitizer, yang mungkin keberadaanya kini sulit ditemui dan kenaikan harga yang menjadi-jadi. Karena jika hanya mengharapkan bantuan dari pemerintah maka dirasa hal tersebut tidak akan berjalan maksimal. Saling bantu-membantu, menyediakan sarana mencuci tangan, pendeteksi suhu tubuh, penyemprotan disinfektan di lingkungan sekitar maupun di tempat-tempat umum, baik rumah ibadah, sarana transportasi dan lainya akan sangat membantu upaya pemberantasan wabah ini. Sehingga bisa tercapai keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Komentar